Utang dunia , baik rumah tangga, perusahaan, ataupun pemerintah, telah tumbuh USD9 triliun atau menjadi hampir USD253 triliun pada kuartal ketiga (Q3) 2019. Beban utang itu diperkirakan naik menjadi USD257 triliun pada Q1 tahun ini. Hal itu diungkapkan Institusi Keuangan Internasional (Institute of International Finance/IIF) beberapa waktu lalu. Sebagian besar utang menumpuk di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa. Rasio utang mereka terhadap produk domestik bruto (PDB) tinggi, yakni mencapai sekitar 383%.
Tingkat utang ini bermacam-macam. Selandia Baru, Swiss, dan Norwegia mengalami rekor kenaikan utang tertinggi di sepanjang sejarah di kalangan rumah tangga, sedangkan AS dan Australia di kalangan pemerintah. Adapun di negara berkembang, tingkat utang lebih rendah, yakni hanya sekitar USD72 triliun.
-----------------------------------------------
BACA JUGA :
EKONOMI TUMBUH LAMBAT, IMF INGATKAN POTENSI PELEMAHAN GLOBAL
INVESTOR MAKIN BINGUNG DIMANA MEREKA BERINVESTASI
-----------------------------------------------
IIF menyatakan utang global menyimpan risiko nyata terhadap ekonomi global. Federal Reserve juga mencoba mengantisipasi skenario terburuk dengan menurunkan rasio bunga sebanyak tiga kali pada tahun lalu. European Central Bank juga masih mempertahankan titik rasio terendah pascakrisis keuangan. Sebagian besar utang tidak akan dapat dilunasi dalam jangka waktu dekat. Sebaliknya, utang global berpeluang membengkak. Simak data utang dunia selengkapnya pada infografis.
Copyright © 2025 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.4035 seconds (1#24)