Gerakan protes di Hong Kong memiliki sejarah panjang. Meluasnya gerakan protes UU Ekstradisi akhir-akhir ini hanya salah satu bagian dari gerakan protes yang pernah meletus di bekas koloni Inggris itu. Merunut sejarah, berikut deretan aksi protes besar-besaran yang pernah terjadi usai negeri kepulauan berjuluk ‘Mutiara dari Timur’ tersebut dikembalikan ke China.
Tahun 2003, sekitar setengah juta orang berunjukrasa menentang upaya kontroversial pemerintah Hong Kong dalam memperkenalkan RUU keamanan nasional, yang dikhawatirkan bisa membatasi kebebasan berbicara. Gerakan payung, Selama dua bulan di akhir 2014, puluhan ribu pengunjuk rasa melumpuhkan berbagai sudut kota Hong Kong melalui demonstrasi massa yang dipimpin mahasiswa. Mereka juga melakukan aksi pendudukan di bagian luar kompleks gedung pemerintah Hong Kong untuk menuntut reformasi demokratis, termasuk hak memilih pemimpin kota. Gerakan itu dikenal sebagai gerakan gerakan payung karena banyak demonstran memakai payung guna melindungi diri dari semprotan merica dan gas air mata polisi.
Protes tindakan keras terhadap PKL. Gerakan protes ini terkenal dengan ‘kerusuhan Bola Ikan’. Aksi ini dipicu oleh upaya pemerintah menindak para penjual makanan tanpa izin di distrik Mong Kok. Ribuan orang menghadiri demonstrasi menyerukan kemerdekaan penuh Hong Kong dari daratan China pada Agustus 2016. Itu adalah protes pro-kemerdekaan pertama dalam sejarah kota. Kelompok-kelompok kemerdekaan mulai bermunculan setelah Revolusi Payung 2014, dan rapat umum 2016, termasuk Partai Nasional Hong Kong yang sekarang dilarang. Pada September 2018, mereka menyatakan Partai Nasional Hong Kong sebagai ilegal.
Pada Februari 2019, pemerintah Hong Kong mengumumkan proposal undang-undang yang akan memungkinkan untuk pertama kalinya, ekstradisi ke China daratan. Langkah tersebut membuat khawatir pihak oposisi dan penggiat hukum setempat terkait potensi cengkeraman Beijing untuk mengejar musuh-musuh politiknya di Hong Kong. Puluhan ribu orang menyerbu jalan-jalan di Hong Kong sejak 28 April hingga saat ini yang menjadikannya sebagai demonstrasi terkuat di Hong Kong setelah Gerakan Payung. Pada 9 Juni, lebih dari satu juta orang turun ke jalan dalam demonstrasi terbesar sejak kota itu kembali ke kekuasaan China. Kemudian pada Rabu 12 Juni, pembahasan kedua terhadap RUU ekstradisi tersebut resmi ditunda tanpa batas waktu, setelah terjadi kembali aksi demonstrasi besar yang diwarnai pemblokiran jalan-jalan dan pendudukan bandara.
Copyright © 2025 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.1640 seconds (1#140)