Masalah Sampah Plastik di Bumi dan Cara Penanggulangannya saat Pandemik
Jum'at, 03 Juli 2020 - 14:00 WIB
A
A
A
Sampah plastik masih menjadi ancaman global yang menjadi konsentrasi banyak negara. Jika didiamkan saja, plastik merupakan material yang membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk terurai, sehingga penumpukan sampahnya tidak terelakkan. Berdasarkan laporan United Nations Environment Programme (UNEP) tentang plastik sekali pakai, lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi pada 2015.
Sementara itu, mengutip dari BBC, jumlah
sampah plastik yang ada di dunia saat ini setidaknya sudah mencapai angka 300 juta ton dalam setahun. Artinya, jika dipadatkan, jumlah tersebut akan sama dengan 10 kali keliling bumi. Lebih dari 60 negara mengambil langkah praktis dengan melakukan pembatasan penggunaan sampah plastik. Padahal, plastik sebenarnya bukan masalah utama, tetapi penggunaannya yang cenderung menjadi masalah.
----------------------------------------------------------
BACA JUGA :
CHINA MULAI LAKUKAN PENGUJIAN TAHAP DUA VAKSIN COVID-19 PESAN 400 JUTA DOSIS, NEGARA EROPA BERLOMBA AMANKAN VAKSIN COVID-19 ----------------------------------------------------------
Laporan asosiasi manufaktur plastik, PlasticsEurope menyebutkan, saat menjadi sampah, plastik punya tiga alternatif konversi, yakni bisa menjadi sumber energi, bisa menjadi campuran bahan baku kimiawi ataupun bahan baku untuk pengolahan mekanis. Negara-negara di Eropa juga mulai menerapkan skema reproduksi serupa dari sampah plastik. Masih berdasarkan laporan PlasticsEurope tahun lalu, dari total 27,1 juta ton sampah plastik yang dikumpulkan di Benua Biru sepanjang 2016, sebesar 31,1% didaur ulang dan 41,6% diolah menjadi energi.
Selengkapnya lihat infografis
(rei)