Para analis mengatakan kedekatan Pangeran Mohammed bin Salman dengan Xi Jinping—yang terjadi pada saat hubungan Washington dan Riyadh retak—menandakan tekad Riyadh untuk menavigasi tatanan global yang terpolarisasi terlepas dari keinginan sekutu Barat-nya. Penguasa de facto negara kaya minyak itu kembali ke panggung dunia setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018, yang merusak hubungan Saudi-AS.