Gubernur Khofifah Larang Perayaan Malam Tahun Baru
Senin, 21 Desember 2020 - 19:00 WIB
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa melarang pesta pergantian tahun baru 2021 di Jatim . Larangan ini disampaikan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Tak hanya perayaan Tahun Baru, Khofifah juga melakukan pembatasan untuk hunian hotel dan tempat wisata selama libur Natal Tahun Baru (Nataru). Sebab, hal itu membuka peluang munculnya klaster baru Covid-19.
"Tidak diperkenankan pesta pergantian tahun. Setiap hotel dan tempat wisata yang punya wisata air atau kolam renang, tidak dibenarkan untuk dibuka," ujarnya di Kantor Badan Karantina Pertanian Jatim, Senin (21/12/2020). Selain itu, Khofifah menegaskan bahwa selain melarang adanya keramaian pada perayaan Libur Nataru, Pemprov Jatim juga sudah memutuskan bahwa bioskop di Jatim tidak dibenarkan beroperasi atau dibuka selama Libur Nataru.
BACA JUGA :
PFIZER-BIONTECH, MODERNA DAN SINOVAC: VAKSIN UTAMA COVID-19 KELUAR MASUK JAKARTA WAJIB SERTAKAN HASIL RAPID TEST ANTIGEN
Kebijakan itu diambil mengingat mobilitas dan interaksi masyarakat pada libur Idul Fitri, libur Kemerdekaan 17 Agustus, dan libur Maulid Nabi Muhammad akhir Oktober lalu, memicu meningkatkan Covid-19 yang signifikan. "Kira-kira itu yang kami putuskan. Hari ini kehati-hatian kami, kewaspadaan kami dalam melaksanakan protokol kesehatan harus lebih ketat lagi," ujarnya.
Selengkapnya lihat infografis
"Tidak diperkenankan pesta pergantian tahun. Setiap hotel dan tempat wisata yang punya wisata air atau kolam renang, tidak dibenarkan untuk dibuka," ujarnya di Kantor Badan Karantina Pertanian Jatim, Senin (21/12/2020). Selain itu, Khofifah menegaskan bahwa selain melarang adanya keramaian pada perayaan Libur Nataru, Pemprov Jatim juga sudah memutuskan bahwa bioskop di Jatim tidak dibenarkan beroperasi atau dibuka selama Libur Nataru.
BACA JUGA :
PFIZER-BIONTECH, MODERNA DAN SINOVAC: VAKSIN UTAMA COVID-19 KELUAR MASUK JAKARTA WAJIB SERTAKAN HASIL RAPID TEST ANTIGEN
Kebijakan itu diambil mengingat mobilitas dan interaksi masyarakat pada libur Idul Fitri, libur Kemerdekaan 17 Agustus, dan libur Maulid Nabi Muhammad akhir Oktober lalu, memicu meningkatkan Covid-19 yang signifikan. "Kira-kira itu yang kami putuskan. Hari ini kehati-hatian kami, kewaspadaan kami dalam melaksanakan protokol kesehatan harus lebih ketat lagi," ujarnya.
Selengkapnya lihat infografis
(rei)