Amerika Serikat (AS) memasuki era kelam pembunuhan massal pada tahun lalu. Di satu sisi kepemilikan senjata diperdebatkan secara alot di tingkat parlemen dan Kongres, tetapi di sisi lain puluhan insiden pembunuhan massal terus terjadi. Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan Universitas Northeastern, sebanyak 211 orang tewas dalam 41 kasus pembunuhan massal, tertinggi sejak 1970-an. Pembunuhan massal berarti pembunuhan terhadap empat korban atau lebih dalam satu kasus, tak termasuk pelaku.
------------------------------------------------------------
BACA JUGA :
DAMPAK KONFLIK AMERIKA SERIKAT-IRAN TERHADAP PEREKONOMIAN GLOBAL
DRONE INDONESIA VS DRONE AS MANA YANG LEBIH CANGGIH?
------------------------------------------------------------
Universitas Northeastern beserta USA Today dan AP telah meneliti dan mencatat pembunuhan massal di AS sejak 2006. Riset data beberapa dekade sebelumnya juga tidak menunjukkan adanya jumlah kasus yang tinggi. AS hanya pernah menyaksikan pembunuhan massal tertinggi kedua pada 2006, yakni 38 kasus. Sebanyak 33 pembunuhan massal tahun 2019 menggunakan senjata api. Sisanya dengan pisau, kapak, dan api. California menjadi negara bagian dengan jumlah pembunuhan massal tertinggi, yaitu 8 kasus. Dua kasus terbesar ialah pembantaian 22 orang di El Paso pada Agustus dan 12 orang di Pantai Virginia pada Mei.
Sebagian pembunuhan massal di AS tidak diangkat di media massa karena terlalu besar. Mayoritas pembunuhan massal juga terjadi di lingkungan keluarga, gembong narkoba, atau di tempat kerja. Simak data selengkapnya pada infografis.
Copyright © 2025 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.1363 seconds (1#24)