Luar angkasa telah tercemar. Tingkat sampah di luar angkasa bahkan mendekati titik krisis. Permasalahan itu kian memburuk menyusul tidak adanya peraturan internasional tentang pengelolaan sampah di luar angkasa. Badan Luar Angkasa Eropa (ESA) menyatakan saat ini terdapat lebih dari 34.000 objek buatan manusia di orbit bumi. Sebagian besar sampah logam itu bergerak ke sana kemari serta meningkatkan risiko kecelakaan di luar angkasa. Pada September silam, satelit ESA juga hampir menabrak puing pesawat Space-X.
Sampah di luar angkasa diprediksi semakin menumpuk menyusul adanya rencana penerbangan dan pemasangan puluhan ribu satelit baru, termasuk 12.000 satelit yang akan dikirimkan Space-X tahun depan. Menurut NASA, jumlah sampah di luar angkasa sebesar 10 sentimeter mencapai 23.000 puing. ESA memperhitungkan sekitar 5.000 satelit berada di luar angkasa, 3.000 di antaranya sudah tidak aktif. Potensi tabrakan antara satelit dan puing cukup besar. Saat ini “polisi” utama yang mengawasi lalu lintas luar angkasa ialah Space Surveillance Network milik Tentara Angkatan Udara Amerika Serikat (AS).
------------------------------------------------------------
BACA JUGA :
TARIF TOL CIPALI NAIK, KEAMANAN TOL CIPALI DISOROT
POSISI 85 DARI 153 NEGARA, KESETARAAN GENDER RI BELUM MERATA
------------------------------------------------------------
Rusia, AS, China, Prancis, India, dan Jepang menjadi negara yang paling banyak menyumbangkan sampah di luar angkasa , terutama tabrakan dan uji coba misil antisatelit. Rusia telah meninggalkan 5.099 puing; AS 4.815 puing; China 3.720 puing; Prancis 507 puing; India 35.786 km Satelit GEO (Geosynchronous) dan GSO (Geostationary). Simak data selengkapnya pada infografis.
Copyright © 2025 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.4993 seconds (1#24)