Amerika Serikat (AS) masih menjadi tujuan utama banyak orang untuk memperbaiki kehidupan. Tak sedikit yang rela membayar mahal kepada jaringan penyelundup dan perdagangan manusia untuk bisa memasuki Negeri Paman Sam. Diperkirakan 20.000 orang diselundupkan ke AS secara ilegal dalam perdagangan manusia setiap tahunnya. Mereka umumnya dipekerjakan sebagai buruh pabrik hingga menjadi pekerja seks komersial. Sejak 2007, sebanyak 49.000 kasus perdagangan telah dilaporkan ke hotline perdagangan manusia AS atau 150 laporan setiap hari. Perdagangan manusia kerap disebut sebagai perbudakan pada abad modern.
------------------------------------------------------------
BACA JUGA:
MUSIM HUJAN TIBA, ULAR KOBRA TEROR PERMUKIMAN WARGA
TOKO ONLINE PALING POPULER DI INDONESIA
------------------------------------------------------------
Permintaan penyelundupan migran China juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Terbaru, upaya penyelundupan migran asal China terungkap ketika 11 orang ditemukan bersembunyi di dalam furnitur. Ternyata, para migran asal China harus membayar lebih mahal kepada mafia untuk bisa masuk secara ilegal ke AS. Bahkan, mereka juga rela diselundupkan dalam mesin cuci hingga lemari. Penyelundupan terbaru terungkap ketika pemeriksaan truk yang baru tiba dari Meksiko oleh petugas Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS. Mereka ditemukan di perlintasan San Ysidro di Kota San Diego pada 7 Desember lalu.
Rata-rata migran China membayar USD40.000 (Rp561 juta) hingga USD60.000 (Rp842 juta) kepada para penyelundup. Sekadar sebagai perbandingan, tarif penyelundupan warga Latin melalui perlintasan San Ysidro hanya USD6.000 (Rp84 juta) hingga USD10.000 (Rp140 juta). Banyak penjahat kini lebih beralih memilih menyelundupkan manusia dibandingkan narkoba karena hukumannya lebih ringan. Menyelundupkan narkoba bisa dihukum 10 tahun, kalau menyelundupkan manusia hanya dihukum tiga tahun. Simak data selengkapnya pada infografis.
Copyright © 2025 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.1842 seconds (1#24)