KALI ini respons terhadap kopi Tanah Air ditunjukkan dengan transaksi bernilai ratusan miliar pada pameran yang berlangsung di Boston, Amerika Serikat (AS). Kendati demikian, masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan para pemangku kepentingan agar kopi Indonesia lebih berdaya saing di pasar global.Di antara tantangan yang muncul adalah masih lemahnya produktivitas lahan perkebunan kopi hingga pascapanen. Di samping itu, yang perlu diperhatikan adalah branding produk kopi mengingat banyaknya daerah penghasil kopi di Nusantara.
Ini merupakan faktor penting karena konsumen saat ini cenderung menyukai produk yang memiliki nilai tambah tinggi, baik dari sisi kemasan maupun “kisah” produknya. Kiprah kopi Indonesia di Boston ini bukanlah yang petama, sebelumnya kopi nusantara tercatat pernah mengikuti ajang serupa di Paris, Prancis, tahun lalu. Pada ajang itu sebanyak 23 jenis kopi dari 11 produsen berhasil mengungguli produk kopi lain dari berbagai negara penghasil kopi. Indonesia hanya kalah dari Kolombia yang menyabet 25 penghargaan dari 14 produsen.
Indonesia mengokohkan posisinya di jajaran Top 5 negara produsen kopi dunia, pemuncak posisi ini adalah Brasil, yang kemudian diikuti Vietnam dan Kolombia, Indonesia sendiri berada di posisi keempat. Sedangkan di jajaran Pengekspor kopi Indonesia masuk di Top 6. Lagi-lagi posisi puncak di pegang Brasil, kemudian berturut-turut, Vietnam, Kolombia, Honduras, India, dan Indonesia.
Copyright © 2024 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.3265 seconds (1#140)