Dampak buruk gadget terhadap anak-anak Indonesia makin memprihatinkan. Saat ini anak-anak penderita gangguan jiwa akibat kecanduan games (gaming disorder) terus meningkat drastis. Gampang marah, sulit tidur, lupa makan, hingga tak mau sekolah adalah di antara gejalanya. Pada tingkat parah, anak-anak yang mengalami gangguan ini bahkan berani melawan orang tuanya seperti memaki dan memukul. Saat ini banyak juga anak-anak yang tak menyadari bahwa dirinya tengah terganggu mentalnya. Sebagian besar penderita gangguan ini adalah dari keluarga ekonomi mampu.
Fenomena tingginya penderita gangguan mental akibat gaming disorder telah menggejala di berbagai belahan dunia seiring cepatnya perkembangan teknologi digital saat ini. Sejak tahun lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah memasukkan gaming disorder ke dalam klasifikasi penyakit internasional (ICD) sebagai bagian dari penyakit mental. Sekitar 3-4% gamers dari total sekitar 2 miliar gamers di 92 negara diyakini mengidap penyakit itu.
Langkah mencari solusi untuk mengurangi penggunaan gadget anak-anak juga menjadi isu utama dalam Konferensi Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Keluarga untuk regional Asia Tenggara (ASEAN) di Kota Bandung kemarin. Konferensi ini dihadiri 200 akademisi dari tujuh negara. Fakta tingginya penderita gaming disorder antara lain terlihat dari makin melonjaknya pasien anak-anak di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr Arif Zainudin Surakarta.
Tiga tahun silam pasien anak-anak akibat kecanduan games rata-rata hanya satu orang tiap pekannya. Namun, saat ini jumlah itu meningkat tajam. Rata-rata setiap hari rumah sakit ini menerima satu hingga dua anak yang mengalami gaming disorder. Mulai tahun ajaran baru (Juli) hingga pertengahan Oktober ini terdapat 35 anak yang dibawa ke RSJD Surakarta. Simak fakta dampak buruk gadget terhadap anak di info grafis.
Copyright © 2025 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.6967 seconds (1#24)