Mengingat bahaya penyebaran COVID-19, WHO merekomendasikan bermain video game sebagai langkah pengamanan. Rekomendasi ini bertolak belakang dengan pernyataan sebelumnya yang menilai video game berdampak buruk terhadap pemainnya. Kini orang-orang perlu tinggal di dalam rumah guna menekan penyebaran COVID-19. Karena itu, WHO menilai hal terbaik yang bisa dilakukan adalah bermain game.
Berkat permainan multi-player, maka para pemain pada akhirnya terhubung dan memiliki kegiatan untuk melalui masa isolasi. Oleh karena itu, WHO kini telah mengakui video game bisa menjadi rekomendasi terbaik berikutnya dalam menyukseskan kampanye jaga jarak sosial. Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus sendiri menyebut video game sebagai cara yang baik bagi individu untuk tidak hanya mengisolasi. Tetapi juga terhubung secara sosial dalam kenyamanan rumah mereka.
------------------------------------------------------------
BACA JUGA :
KAPAL INDUK AS TERSERANG VIRUS CORONA, KAPTEN MINTA TOLONG
PASIEN SEMBUH DARI VIRUS CORONA TERUS MENINGKAT
------------------------------------------------------------
Tapi tahukah Anda apa ironi terbesar dari pernyataan tersebut? Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia itu mengatakan, bermain video game menciptakan perasaan kesenangan dan penghargaan yang kuat di otak. Dan dalam beberapa kasus, itu dapat menyebabkan perilaku adiktif. Karena itu, WHO mendaftarkan kecanduan game sebagai kondisi kesehatan mental. Berita ini menjadi tren, banyak gamer terpengaruh oleh berita ini. Terutama orang tua, karena mereka khawatir anaknya mungkin akan memiliki kelainan akibat bermain game.
Selengkapnya lihat infografis
Copyright © 2024 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.2283 seconds (1#140)