Serangan udara Turki yang terbaru telah menghancurkan puluhan tank, kendaraan pengangkut personil bersenjata dan sistem pertahanan udara pasukan Suriah. Perkembangan itu pun membuat Turki mampu menghentikan kemajuan pasukan rezim Suriah dalam perang di Idlib, Suriah.
Sebagai aksi balasan atas tewasnya 34 tentara turki, serangan udara Ankara terhadap Suriah tidak menggunakan pesawat dengan awak manusia. Namun Turki mengandalkan armada pesawat udara tanpa awak yang disebut drone atau UAV . Drone militer telah digunakan selama puluhan tahun sebagai alat pembunuh, pengintaian, dan intelijen, tapi inilah untuk pertama kali drone dalam skala besar digunakan oleh militer suatu negara untuk melawan militer lain dalam konflik level operasional.
------------------------------------------------------------
BACA JUGA :
F-35I ADIR, HASIL INOVASI ISRAEL MENG-UPGRADE F-35A LIGHTNING
SUSPECT CORONA MENINGKAT, PEMERINTAH HARUS LIBATKAN RS SWASTA
------------------------------------------------------------
"Drone Turki terbang di wilayah udara Suriah sebagai pengubah permainan taktis," ujar Can Kasapoglu, direktur Program Studi Keamanan dan Pertahanan di EDAM, Istanbul. "Namun kali ini militer Ankara menggunakan drone ANKA-S dan Bayraktar-TB2 buatan Turki dalam skala dan intensitas lebih besar," ujar Kasapoglu. Simak Infografis
Copyright © 2024 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.6993 seconds (1#140)