KEKHAWATIRAN mendera insan bulutangkis maupun penggemar olahraga kebanggaan bangsa tersebut. Perasaan menyeruak setelah Bakti Olahraga Djarum Foundation memutuskan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis sebagai dampak polemik dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Penghentian program tersebut bukan sekadar mengancam upaya pencarian bibit unggul pemain badminton, melainkan juga dapat mengancam masa depan bulutangkis Indonesia mengingat semakin kerasnya persaingan.
Hal ini tidak berlebihan karena PB Djarum merupakan satu di antara kawah candradimuka terbaik yang konsisten selama 50 tahun mengembangkan olahraga tersebut dan sukses melahirkan juara dunia kebanggaan bangsa. Nama-nama seperti Christian Hadinata, Liem Swie King, Hariyanto Arbi, Mohammad Ahsan,Alan Budikusuma, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo adalah bukti konkret pengabdian PB Djarum untuk mengembangkan bulutangkis di Tanah Air.
Kekhawatiran akan masa depan bulutangkis di Tanah Air antara lain disampaikan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Susi Susanti. Menurut dia, penghentian pencarian bibit pebulutangkis berbakat dari seluruh penjuru Tanah air yang dilakukan PB Djarum sangat merugikan sebab saat ini sangat sulit mendapatkan atlet berbakat jika tanpa ada audisi umum secara terbuka.
Copyright © 2024 SINDOnews.com, All Rights Reserved
viewphoto/ rendering in 0.4018 seconds (1#140)