JERMAN, silvester (atau Malam Tahun Baru) di Jerman berarti negara itu meriah dalam perayaan kembang api dan perayaan. Setelah perayaan Natal yang penuh kegembiraan, Tahun Baru adalah pesta yang riuh, terutama di ibu kota Berlin. Baik di pusat kota maupun di rumah, tradisi perayaan tahun baru di Jerman sama meriahnya.
Kembang api merupakan suatu hal yang umum pada perayaan tahun baru, tetapi tidak ada yang seperti feuerwerk (kembang api) di Jerman untuk Silvester. Secara tradisional, kembang api dipercaya menakuti roh jahat dan Jerman tampaknya melihat mojo buruk ini di mana-mana di Tahun Baru. Kembang api adalah sebuah keharusan pada perayaan Silvester.Baik itu acara besar dan resmi hingga ke perayaan dari kalangan warga biasa yang berjalan di jalanan sambil menembakkan kembang api di sekeliling penjuru.
Pertunjukan kembang api terbesar terjadi di ibu kota negara di Brandenburger Tor. Seluruh jalan yang mengarah dari pintu gerbang ke Siegessäule (Victory Column) ditutup untuk konser dan ribuan orang yang bersuka ria. Pameran kembang api juga terjadi di sebagian besar kota besar dari Cologne ke Munich hingga Hamburg.
Tradisi merayakan tahun baru di rumah yang lebih tenang meramalkan keberuntungan di tahun yang akan datang. Tuang timah, atau Bleigießen, adalah tradisi yang dilakukan pada hari terakhir sebelum memasuki tahun yang baru. Tradisi ini biasanya dilakukan bersama dengan teman dan keluarga.
Dalam pelaksanaan tradisi Bleigieben, sejumlah kecil timah dilelehkan dalam satu sendok makan di atas api terbuka dan kemudian dituangkan ke dalam semangkuk air. Timah akan mengeras menjadi bentuk yang dipercaya dapat memprediksi apa yang akan terjadi di tahun yang baru nanti. Ada beberapa contoh bentuk timah yang menjadi lambang atau simbol dari ramalan, misalnya, elang (adler) merupakan simbol dari kesuksesan dalam pekerjaan. Bola dipercaya sebagai simbol keberuntungan yang sedang bergulir. Bunga (blumen) menandakan pertemanan baru dan masih banyak lagi.
Pesta Tahun Baru kurang lengkap rasanya tanpa minuman perayaan. Tentu saja, orang-orang Jerman menikmati bir, anggur, dan sekt (anggur bersoda) untuk hari istimewa ini, tetapi tidak ada yang lebih spektakuler seperti feuerzangenbowle. Feuerzangenbowle merupakan campuran dari glühwein (mulled wine), rum, jeruk, lemon, jahe, gula, dan rempah-rempah seperti kayu manis dan cengkeh. Minuman ini disiapkan dengan perlahan-lahan memanaskan anggur dengan jeruk dan lemon kemudian menambahkan rempah-rempah. Anggur tidak boleh diolah terlalu panas karena akan menghilangkan kadar alkoholnya. Setelah hangat, campuran anggur dimasukkan ke dalam mangkok dan tambahkan sugarloaf yang direndam dalam rum (zuckerhut) di atasnya sebelum dibakar.
Feuerzangenbowle juga merupakan bagian dari warisan budaya Jerman. Minuman ini mencapai puncak popularitas karena novel, "Die Feuerzangenbowle: Eine Lausbüberei in der Kleinstadt," oleh Heinrich Spoerl serta film 1944 yang diangkat berdasarkan novel tersebut.
Berliner Puchannkuchen adalah subjek salah satu kesalahpahaman Amerika-Jerman yang paling terkenal. Ketika Presiden AS John F. Kennedy terkenal menyatakan, "Ich bin ein Berliner" di tangga Rathaus Schöneberg dia mengatakan dia adalah donat ini versus warga Berlin. (Frasa yang lebih tepat adalah "Ich bin Berliner".
Berliner Pfannkuchen adalah kue yang banyak dihidangkan pada perayaan tahun baru di Jerman. Sebenarnya kue ini tersedia sepanjang tahun, biasanya disebut pfannkuchen di Berlin ada juga yang menyebutnya berliner di daerah lain atau orang Jerman selatan sering menyebutnya krapfen. Kue ini berbentuk bulat dengan gula di atasnya, biasanya ada isian jeli manis (konfitüre) di dalamnya. Pada Tahun Baru, kue ini tersedia dalam beberapa rasa berbeda, seperti coklat, vanila, eierlikör (minuman keras telur), atau bahkan mustard (senf) untuk pelanggan yang kurang beruntung.