Amerika Serikat sedang membangun rudal nuklir baru senilai USD100 miliar (lebih dari Rp1.440 triliun). Para pakar kontrol senjata merasa ketir-ketir karena proyek senjata berbahaya itu berdasarkan serangkaian asumsi yang salah dan ketinggalan zaman.
Laporan tersebut, yang akan diterbitkan minggu depan, menyatakan bahwa pencegah strategis berbasis darat (GBSD) didorong oleh pelobi industri yang intens dan politisi yang akan mendapat manfaat paling banyak darinya secara ekonomi, daripada penilaian yang jelas tentang tujuan dari rudal balistik antarbenua (ICBM) baru.
------------------------------------------------------------
BACA JUGA :
JERMAN AKAN KIRIM KAPAL PERANG KE LAUT CHINA SELATAN
EROPA GEGER, PASUKAN KHUSUS RUSIA GUNAKAN BERETTA ARX160
------------------------------------------------------------
“Semakin jelas bahwa belum ada pertimbangan serius tentang peran apa yang seharusnya dimainkan oleh senjata era Perang Dingin ini dalam lingkungan keamanan pasca-perang dingin,” bunyi laporan FAS, berjudul "Siled Thinking". Selengkapnya simak infografis.
Copyright © 2024 SINDOnews.com, All Rights Reserved
photo/ rendering in 0.5669 seconds (1#140)