Kebangkitan China dengan kapal induk bertenaga nuklirnya menimbulkan kekhawatiran atas dominasi angkatan laut AS di Pasifik. Sementara Angkatan Laut China telah memantapkan diri dalam hal ukuran armada, kini mereka bertujuan untuk mempersempit kesenjangan teknologi dengan Amerika Serikat dengan melengkapi armadanya dengan kapal yang mampu beroperasi selama bertahun-tahun tanpa pengisian bahan bakar.
Baca juga: Houthi Klaim Mampu Gagalkan Serangan Udara AS dan Inggris
Perkembangan ini dapat membentuk kembali geopolitik Pasifik dan memperkuat kehadiran militer China jauh dari pantainya. Melansir Army Recognition, Angkatan Laut China mengoperasikan tiga kapal induk: Liaoning, Shandong, dan Fujian. Meskipun kapal-kapal ini merupakan langkah signifikan bagi China, kapal-kapal ini masih dibatasi oleh propulsi diesel konvensional, yang memerlukan pengisian bahan bakar yang sering.
Baca juga: 4 Negara di Dunia yang Tidak Memiliki Pesawat Tempur
Ketergantungan ini menimbulkan kendala besar bagi negara yang ingin memproyeksikan kekuatan di luar Asia dan bersaing dengan Amerika Serikat di Pasifik. Tidak seperti angkatan laut Barat, yang mendapat keuntungan dari jaringan pangkalan sekutu yang luas yang memfasilitasi pengisian bahan bakar, China harus bergantung pada pengisian ulang di laut, solusi efektif untuk operasi jarak pendek tetapi membatasi penyebaran yang diperpanjang.
Copyright © 2025 SINDOnews.com, All Rights Reserved
photo/ rendering in 0.2348 seconds (1#24)