Militer Ukraina meninggalkan taktik pertempuran pelatih Baratnya dan kembali ke strategi pertahanan jarak jauh melawan pasukan Rusia. New York Times (NYT) melaporkan hal itu pada Rabu (3/8/2023).
Namun, masih belum jelas apakah Kiev memiliki cukup amunisi untuk mempertahankan rencana tersebut. Sejak dimulai pada awal Juni, serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung telah diakui para pejabat di Washington dan Kiev sebagai sangat lambat, dan bisa dianggap gagal.
Menyerang melalui ladang ranjau Rusia tanpa dukungan serangan udara, tank-tank dan kendaraan lapis baja Ukraina yang dipasok Barat dihancurkan oleh serangan udara dan artileri Rusia. Moskow memperkirakan serangan balasan itu telah merugikan Kiev setidaknya 30.000 orang, baik yang tewas atau terluka.
(udi)
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari