Kabar yang diungkap dalam studi oleh para ilmuwan dari China , Singapura dan Australia dan diterbitkan dalam New England Journal of Medicine itu memicu kekhawatiran baru di dunia. Sejauh ini, belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia.
“Henipavirus (juga disebut Langya henipavirus atau LayV) pertama kali terdeteksi pada akhir 2018 tetapi secara resmi diidentifikasi oleh para ilmuwan pekan lalu,” ungkap The Guardian. “ Virus itu ditemukan berkat sistem deteksi dini untuk orang yang demam dengan riwayat terpapar hewan baru-baru ini,” papar laporan Bloomberg.
(had)
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari