Gubernur Bank Sentral Sri Lanka mengatakan, dia telah mengajukan pengunduran dirinya ketika negara itu sedang menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade. Pengumuman Ajith Nivard Cabraal datang setelah semua menteri kabinet di negara itu mundur.
Baca juga: Akhiri Perang Ukraina, Sean Penn Desak Miliarder Borong Jet Tempur
Para pengunjuk rasa yang marah juga menyerukan perdana menteri dan presiden negara itu untuk mundur. Kekurangan mata uang asing yang parah telah membuat pemerintah tidak dapat membayar impor penting, termasuk bahan bakar.
Baca juga: Greenpeace Cegat Kapal Pertamina yang Angkut Minyak Rusia
Sri Lanka yang berpenduduk sekitar 22 juta orang ini tengah dililit krisis ekonomi paling serius sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948. Bank sentral akan membuat keputusan suku bunga acuan yang sebelumnya sempat tertunda. Selengkapnya simak infografis.
Copyright © 2024 SINDOnews.com, All Rights Reserved
photo/ rendering in 0.3894 seconds (1#140)