Indonesia Diprotes, Kedutaan-besarnya di Myanmar Didemo
Rabu, 24 Februari 2021 - 07:00 WIB
Massa demonstran anti-kudeta militer Myanmar berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon, Selasa (23/2/2021). Massa memprotes Indonesia, yang dilaporkan mengajukan rencana pengiriman pengawas dari ASEAN untuk memantau pemilu baru yang dijanjikan junta militer .
Demonstran sejauh ini menolak pemilu baru dan tetap menuntut pemerintah terpilih dalam pemilu 8 November 2020, yakni pemerintahan Aung San Suu Kyi yang dikudeta, dipulihkan. Pada hari Senin, Reuters melaporkan bahwa Indonesia mendorong ASEAN untuk menyetujui rencana aksi untuk merespons janji junta militer Myanmar untuk mengadakan pemilu baru.
BACA JUGA :
MYANMAR BLOKIR FACEBOOK, WHATSAPP DAN INSTAGRAM USAI KUDETA
MENGENAL PRAYUT CHAN-O-CHA, PENASIHAT JUNTA MYANMAR
Rencana aksi itu berupa mengirim tim pengawas ASEAN untuk memastikan pemilu baru berlangsung adil dan inklusif, tetapi tidak mencari pembebasan segera dari Aung San Suu Kyi. Lei Wah, staf kantor berusia 29 tahun yang datang ke Kedutaan Indonesia untuk memprotes, mengatakan: "Saya kesal dengan rencana itu. Kami tidak perlu mengulang pemilu. Jika kami mengadakan pemilu itu berarti kami setuju dengan junta. Pemilu sudah diadakan pada bulan November, dan kami menerimanya."
Simak Infografis
Demonstran sejauh ini menolak pemilu baru dan tetap menuntut pemerintah terpilih dalam pemilu 8 November 2020, yakni pemerintahan Aung San Suu Kyi yang dikudeta, dipulihkan. Pada hari Senin, Reuters melaporkan bahwa Indonesia mendorong ASEAN untuk menyetujui rencana aksi untuk merespons janji junta militer Myanmar untuk mengadakan pemilu baru.
BACA JUGA :
MYANMAR BLOKIR FACEBOOK, WHATSAPP DAN INSTAGRAM USAI KUDETA
MENGENAL PRAYUT CHAN-O-CHA, PENASIHAT JUNTA MYANMAR
Rencana aksi itu berupa mengirim tim pengawas ASEAN untuk memastikan pemilu baru berlangsung adil dan inklusif, tetapi tidak mencari pembebasan segera dari Aung San Suu Kyi. Lei Wah, staf kantor berusia 29 tahun yang datang ke Kedutaan Indonesia untuk memprotes, mengatakan: "Saya kesal dengan rencana itu. Kami tidak perlu mengulang pemilu. Jika kami mengadakan pemilu itu berarti kami setuju dengan junta. Pemilu sudah diadakan pada bulan November, dan kami menerimanya."
Simak Infografis
(mad)