Es Samudra Arktik Akan Mencair 7 Tahun Lagi
Sabtu, 10 Juni 2023 - 20:30 WIB
Para ilmuwan memperingatkan bahwa es di Samudra Arktik akan mencair sepenuhnya selama musim panas sekitar satu dekade lebih awal dari yang diperkirakan.Seperti dilansir dari Jurnal Nature Communication menerbitkan sebuah penelitian kemarin yang memprediksi fenomena tersebut akan terjadi pada bulan September tahun 2030-an.
Baca juga: 10 Negara yang Memiliki Hutan Terluas di Seluruh Dunia
Menurut para peneliti, meski dalam situasi di mana pemanasan Bumi berkurang secara signifikan, lapisan es masih diprediksi akan menghilang pada musim panas pada tahun 2050-an. Perubahan pada periode 1979 hingga 2019 telah dianalisis oleh para peneliti dengan membandingkan data satelit dan model iklim yang berbeda untuk memahami bagaimana es di Samudra Arktik berubah.
Baca juga: Pemkot Tangerang Pastikan 146 Sekolah Swasta Gratis
Lapisan es menyusut sebagian besar karena polusi yang disebabkan manusia, pemanasan planet, dan tren pencairan yang diremehkan oleh model sebelumnya. "Kami terkejut menemukan bahwa Samudra Arktik akan kehilangan es di musim panas terlepas dari upaya untuk mengurangi emisi karbon," kata penulis utama studi dan profesor di Universitas Sains dan Teknologi Pohang di Korea Selatan, Min Seung-ki.Selengkapnya lihat infografis
Baca juga: 10 Negara yang Memiliki Hutan Terluas di Seluruh Dunia
Menurut para peneliti, meski dalam situasi di mana pemanasan Bumi berkurang secara signifikan, lapisan es masih diprediksi akan menghilang pada musim panas pada tahun 2050-an. Perubahan pada periode 1979 hingga 2019 telah dianalisis oleh para peneliti dengan membandingkan data satelit dan model iklim yang berbeda untuk memahami bagaimana es di Samudra Arktik berubah.
Baca juga: Pemkot Tangerang Pastikan 146 Sekolah Swasta Gratis
Lapisan es menyusut sebagian besar karena polusi yang disebabkan manusia, pemanasan planet, dan tren pencairan yang diremehkan oleh model sebelumnya. "Kami terkejut menemukan bahwa Samudra Arktik akan kehilangan es di musim panas terlepas dari upaya untuk mengurangi emisi karbon," kata penulis utama studi dan profesor di Universitas Sains dan Teknologi Pohang di Korea Selatan, Min Seung-ki.Selengkapnya lihat infografis
(rei)