Pemanasan Global, Suhu Panas Bumi Naik 1,5 Derajat Celcius
Senin, 15 Mei 2023 - 21:30 WIB
Sebuah penelitian mengungkapkan ambang pemanasan global secara kritis akan berlangsung lebih cepat. Studi itu menyebut, suhu panas bumi akan naik 1,5 derajat celcius dari sebelumnya. Dilansir dari 9News, kenaikan suhu global telah melintasi ambang 2 derajat pada pertengahan abad ini dan akan membawa Down Planet-Warming Polusi.
Baca juga : 4 Cara Orang Kaya Dunia Hindari Kiamat
Data menunjukkan, suhu global rata-rata telah naik naik sekitar 1,1 derajat menjadi 1,2 derajat sejak industrialisasi. "Perubahan iklim berdampak tinggi, selama tiga dekade ke depan," tulis laporan itu, dikutip Minggu (14/5/2023). Dampak dari kenaikan suhu ini adalah terjadinya banjir ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan, dan kekurangan makanan akan meningkat secara dramatis, yang dapat mengganggu pola rantai makanan.
Baca juga : Jangan Tertipu, Berikut Cara Membedakan Daging Sapi dan Babi
Noah Diffenbaugh, Profesor dari Universitas Stanford mengatakan, penelitian itu dilakukan dengan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang tengah berkembang. "Studi ini menggunakan jaringan saraf buatan atau sejenis pembelajaran mesin atau kecerdasan buatan yang dilatih oleh para ilmuwan pada model iklim, dan kemudian menggunakan pengamatan historis suhu dunia," jelasnya. Selengkapnya lihat infografis
Baca juga : 4 Cara Orang Kaya Dunia Hindari Kiamat
Data menunjukkan, suhu global rata-rata telah naik naik sekitar 1,1 derajat menjadi 1,2 derajat sejak industrialisasi. "Perubahan iklim berdampak tinggi, selama tiga dekade ke depan," tulis laporan itu, dikutip Minggu (14/5/2023). Dampak dari kenaikan suhu ini adalah terjadinya banjir ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan, dan kekurangan makanan akan meningkat secara dramatis, yang dapat mengganggu pola rantai makanan.
Baca juga : Jangan Tertipu, Berikut Cara Membedakan Daging Sapi dan Babi
Noah Diffenbaugh, Profesor dari Universitas Stanford mengatakan, penelitian itu dilakukan dengan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang tengah berkembang. "Studi ini menggunakan jaringan saraf buatan atau sejenis pembelajaran mesin atau kecerdasan buatan yang dilatih oleh para ilmuwan pada model iklim, dan kemudian menggunakan pengamatan historis suhu dunia," jelasnya. Selengkapnya lihat infografis
(rei)