Bansos Pangan Berakhir, Jutaan Warga AS Terancam Kelaparan
Minggu, 30 April 2023 - 10:06 WIB
Jutaan warga Amerika Serikat (AS) terancam kelaparan karena program bantuan sosial (bansos) pangan atau SNAP berakhir awal tahun ini. Program jaring pengaman sosial itu dihentikan lantaran pandemi Covid-19 mulai mereda. Kebijakan tersebut diperkirakan akan memberatkan keuangan masyarakat di tengah melonjaknya inflasi sehingga memukul daya beli.
Baca juga: AS Lebih Sering Menipu Daripada Merealisasikan Janjinya
Mengutip VOA News, program bantuan sosial tersebut digulirkan awal pandemi April 2020 lalu. Pemerintah federal mengizinkan negara bagian untuk menambahkan pembayaran jatah darurat (EA) ke tunjangan yang diberikan oleh SNAP, yang menyediakan uang untuk makanan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Pembayaran EA tersebut akan dihentikan di seluruh negara bagian bulan ini.
Baca juga: Penembakan saat Perayaan Imlek di AS Tewaskan 10 Orang
"Ketika itu dihentikan, mereka kadang-kadang sering tidak cukup buat makan dalam seminggu terakhir. Ketidakcukupan makanan meningkat sekitar 10% meningkat dua kali lipat bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah," katanya. "Jadi itulah yang saya perkirakan akan terjadi karena manfaat tunjangan ini dihentikan mulai bulan ini," ungkap Ekonom dari di Institut Penelitian Kebijakan Universitas Northwestern Diane Whitmore Schanzenbach.
Baca juga: AS Lebih Sering Menipu Daripada Merealisasikan Janjinya
Mengutip VOA News, program bantuan sosial tersebut digulirkan awal pandemi April 2020 lalu. Pemerintah federal mengizinkan negara bagian untuk menambahkan pembayaran jatah darurat (EA) ke tunjangan yang diberikan oleh SNAP, yang menyediakan uang untuk makanan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Pembayaran EA tersebut akan dihentikan di seluruh negara bagian bulan ini.
Baca juga: Penembakan saat Perayaan Imlek di AS Tewaskan 10 Orang
"Ketika itu dihentikan, mereka kadang-kadang sering tidak cukup buat makan dalam seminggu terakhir. Ketidakcukupan makanan meningkat sekitar 10% meningkat dua kali lipat bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah," katanya. "Jadi itulah yang saya perkirakan akan terjadi karena manfaat tunjangan ini dihentikan mulai bulan ini," ungkap Ekonom dari di Institut Penelitian Kebijakan Universitas Northwestern Diane Whitmore Schanzenbach.
(udi)