Begini Penentuan Waktu Salat di Negara Tanpa Malam

Minggu, 09 Januari 2022 - 20:00 WIB
click to zoom
Perubahan waktu siang dan malam terjadi karena adanya perputaran bumi atau yang disebut rotasi bumi dan juga revolusi bumi. Proses terjadinya siang dan malam menjelaskan di mana bumi mengelilingi matahari sebagai sumber cahaya. Indonesia termasuk negara yang beruntung karena mendapatkan 12 jam siang dan 12 jam malam.

BACA JUGA: Hanya Berhenti Azan dan Salat, Dahsyatnya Pesta Musik di Arab Saudi

Waktu tersebut sangatlah seimbang dan memudahkan masyarakat dalam berkegiatan dan beribadah, seperti salat. Kondisi ini akan berbeda dengan negara yang mengalami iklim empat musim karena mempengaruhi waktu siang dan malam. Bahkan beberapa negara waktu malam hari sangat pendek karena letak geografisnya.

BACA JUGA: Keutamaan dan Bacaan Niat Puasa Asyura di 10 Muharram

Lalu bagaimana penentuan waktu untuk umat Islam beribadah, khususnya salat Magrib, Isya, dan Subuh yang ditandai dengan terbit dan tenggelamnya matahari. Sesuai keputusan Majelis Ulama Besar Arab Saudi yang dikutip dari laman islamqa.info.

Berikut putusan yang dikeluarkan: Barang siapa yang bertempat tinggal di negara-negara yang mataharinya tidak terbenam selama musim panas, dan tidak terbit pada musim dingin, atau di negara-negara yang siangnya selama enam bulan, dan malamnya selama enam bulan, maka wajib bagi mereka mendirikan salat lima waktu dalam 24 jam. Dan hendaknya memperkirakan batasan waktu masing-masing waktu salat dengan menyesuaikan waktu salat negara tetangga.
(udi)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!